“ Masuk gua, menelusuri kedalaman hati manusia yang gelap dalam
seantero kemungkinan berjuta penghianatan dalam pertemanan. Bersama kita
mencari sumber yang murni. Ya, kitalah pembawa cahaya itu, mari
eksplorasi kembali, eksplorasi sampai skripsi… ” ( Mirza A.
Hevicko)
Tanggal 18 Juli – 3 Agustus 2008 4
anggota muda Perhimpunan Mahasiswa Pencinta Alam (PMPA) PALAWA UNPAD
mengadakan pengembaraan bidang operasional caving di Kabupaten Pacitan,
kegiatan tersebut berupa penelusuran dan pemetaan beberapa gua yang
terdapat di daerah ini. Saya ditugaskan untuk ikut mendampingi para
“young guns” PALAWA tersebut bersama dua rekan anggota biasa lainnya,
yang akan saya ceritakan adalah pengalaman menelusuri Luweng Ombo,
sebuah gua vertikal yang terdapat pada koordinat 110o 56’ 36,2” BT dan
08o 10’ 14“ LS.
Secara geografis Luweng Ombo berada di Desa Kalak,
Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Propinsi Jawa Timur. Luweng
adalah sebutan untuk gua vertikal, Luweng Ombo sendiri merupakan gua
single pitch yang berbentuk pothole dengan diameter ± 80 meter dan
kedalaman vertikal ± 120 meter, di dalamnya terdapat lorong horizontal ±
800 meter.
Usai menyelesaikan penelusuran dan pemetaan di Luweng Plente, pada
tanggal 28 Juli 2008 pukul 09.00 kami berangkat dari lokasi mulut Luweng
Plente menuju lokasi mulut Luweng Ombo dengan mencarter kendaraan,
waktu menunjukan pukul 11.00 ketika kami tiba di mulut Luweng Ombo,
mulut luweng ini terlihat dari jalan mobil dengan jarak sekitar 50
meter. Sesampainya di lokasi beberapa anggota tim dibantu oleh
rekan-rekan dari MAHIPA Universitas Muhamadiyah Ponorogo mengurus
perizinan kepada “penguasa wilayah setempat”, sebagiannya lagi merapikan
base camp dan survey pengaman untuk rigging lintasan vertikal, di
sekitar mulut gua terdapat pohon, batu, dan lubang tembus yang dapat
digunakan untuk memasang pengaman, selain itu terdapat pula beberapa
hanger yang dipasang oleh para penelusur sebelumnya. Sebenarnya akan
lebih efisien apabila kami langsung memasang lintasan, tetapi berhubung
rekan-rekan yang sedang mengurus izin belum datang, maka diputuskan
untuk menunggu terlebih dahulu sampai mereka datang membawa izin.
Setelah menunggu beberapa waktu, rekan-rekan kami tersebut datang dan
menginformasikan bahwa kita diizinkan untuk masuk kedalam Luweng Ombo,
selain itu mereka juga membawa informasi yang ditegaskan kembali oleh
Bapak Kepala Desa dan petugas Kepolisian yang datang ke base camp kami ,
bahwa beberapa waktu yang lalu ada satu rombongan yang datang dari
Kalimantan dan keluar masuk di gua ini selama ± 3 bulan, tetapi ketika
ditanya hasil dari aktivitasnya di dalam ia mengatakan tidak ada
apa-apa, hal ini membuat warga curiga dan resah barangkali ada sesuatu
hal yang “tidak beres” terjadi di dalam gua. Lalu
pihak kepolisian meminta kepada kita untuk memperlihatkan foto-foto
keadaan di dalam gua setelah kita keluar nanti.
Pukul 15.00 Jaya selaku ketua tim mulai menuruni Luweng Ombo, satu
hal yang dikhawatirkan oleh tim adalah terjadinya spinning rope seperti
yang pernah terjadi pada penelusur sebelumnya yang mengakibatkan
penelusur tersebut muntah akibat tubuhnya berputar-putar pada tali,
kejadian seperti ini biasanya terjadi pada penelusur pertama yang
melakukan rigging. Menurut penuturan Jaya, ia pun mengalami spinning
rope tetapi hal tersebut dapat diatasi dan tidak menimbulkan masalah
yang berarti. Rupanya kegiatan kami ini mengundang perhatian masyarakat
sekitar mulut gua, mereka antusias untuk melihat kami menuruni Luweng
Ombo, bahkan lucunya ada truk yang sengaja berhenti untuk melihat kami
karena ia sangka ada yang sedang bunuh diri. Setelah Jaya sampai di
dasar gua, selanjutnya berturut-turut menyusul Rina, Maggie, dan Indra
menuruni gua dengan mengggunakan SRT (single rope technique). Waktu
sudah hampir maghrib saat Indra sampai di dasar gua, dan ini artinya
waktu bagi kami para pendamping untuk turun.
Fariz turun selanjutnya, sedangkan saya yang mendapatkan giliran
setelah Fariz bersiap-siap menggunakan SRT set, setelah yakin semua
peralatan telah terpasang dengan benar dan aman di tubuh, saya menunggu
di pinggir mulut gua dengan tidak lupa memasang cowstail sebagai
pengaman. Dari dasar gua, melalui bantuan walky talky terdengar bahwa
lintasan telah bebas dan dapat digunakan, beban dari cowstail
dipindahkan ke chest croll, lalu saya memasang alat turun di tubuh ke
tali statis yang digunakan sebagai lintasan. Setelah mengunci descendeur
auto stop, dengan bantuan foot loop saya melepas chest croll dan
cowstail sehingga semua beban tubuh pindah ke descendeur, kunci dilepas
dan saya pun turun menuju dasar Luweng Ombo. Sekitar 30 meter dari dasar
gua terdapat sambungan tali, saya melewatinya dengan prinsip pindah
lintasan, lalu setelah itu kembali meluncur menuju dasar gua.
Sesampainya di dasar giliran pendamping selanjutnya yang turun yaitu
Deko.
Ternyata dasar gua ini tidak datar seperti yang terlihat dari mulut
di atas, dan tanaman yang terlihat seperti rumput nyatanya adalah pohon –
pohon setinggi kira-kira 1,5 meter. Ketika anggota tim pengembaraan
ascending keluar gua, kami para pendamping sambil menunggu giliran
berkeliling mengeksplorasi dasar gua, di sini kami menemukan sisa-sisa
peninggalan para penelusur dari Kalimantan yang diceritakan tadi siang
oleh Bapak Kepala Desa berupa tempat tidur yang terbuat dari bambu
dilapisi karung dan perabotan lainnya.
Waktu sudah hampir tengah malam ketika Indra sampai di mulut gua, dan
sama seperti urutan turun tadi, Fariz selanjutnya melakukan ascending.
Setelah itu, bagian saya yang meniti tali untuk mencapai mulut gua, usai
melewati “cobaan” karena rasanya mulut gua tidak kunjung tergapai
akhirnya saya sampai juga ke mulut Luweng Ombo dan Deko sebagai
penelusur selanjutnya langsung naik ke mulut gua.
Jam tangan saya
menunjukan Pukul 02.00 saat Deko berhasil sampai di mulut gua, tanpa
menunggu lama lintasan langsung kami clean. Menurut penuturan anggota
tim yang telah sampai terlebih dahulu, beberapa waktu tadi Bapak petugas
Kepolisian datang untuk melihat foto keadaan dalam gua dan sebelum
kembali ke kantor Beliau memberikan bantuan berupa tambahan konsumsi
kepada tim, terima kasih banyak pun tak lupa kami ucapkan. Setelah
selesai membereskan peralatan kami langsung terlelap di base camp untuk
mempersiapkan kondisi fisik agar besok dapat melanjutkan penelusuran di
gua terakhir dari rangkaian kegiatan ini yaitu Luweng Suling.
Demikian, kedalaman bumi memang memberi misteri yang selalu menarik
untuk dikuakkan, baik sebagai pengetahuan, sensasi dan pengalaman hingga
merapatkan keyakinan diri pada Tuhan.
Senin, 13 Mei 2013
Kamis, 07 Maret 2013
PENGERTIAN TAKSONOMI, TAKSON DAN KLASIFIKASI
PENGERTIAN
TAKSONOMI, TAKSON DAN KLASIFIKASI
Makhluk hidup di dunia ini sangat
beragam. Setiap makhluk hidup memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan
makhluk hidup yang lain, tetapi ada beberapa makhluk hidup yang memiliki satu
atau lebih persamaan. Persamaan dan perbedaan itulah yang dijadikan dasar
klasifikasi makhluk hidup. Ilmu
tentang pengelompokkan makhluk hidup ini disebut
TAKSONOMI. Dasar pengelompokkan makhluk hidup ini adalah adanya persamaan
dan perbedaan ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku, dan
lain-lain. Prinsip dan cara mengelompokkan makhluk hidup menurut ilmu taksonomi
adalah dengan membentuk takson.
TAKSON adalah kelompok makhluk hidup
yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Takson dibentuk dengan
jalan mencandra objek atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan
ciri maupun perbedaan yang dapat diamati.
KLASIFIKASI adalah suatu cara
pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi
menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan
ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok
tumbuhan ataupu hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau
hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali
diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu
disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani
berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng dengan Carolus
Linnaeus.
Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai
sekarang karena sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism
baru tetap dapat dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama
yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa
Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang
dipakai untuk pendidikan resmi.
Klasifikasi
makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki
makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup
yang memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu golongan. Contoh
klasifikasi makhluk hidup adalah:
- Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon, perdu, dan semak.
- Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup di lingkungan air (hidrofit), dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembap (higrofit).
- Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman obat-obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya
- Berdasarkan jenis makanannya. Contoh: Hewan dikelompokkan menjadi hewan pemakan daging (karnivora), hewan pemakan tumbuhan (herbivora), dan hewan pemakan hewan serta tumbuhan (omnivora).
Cara
pengelompokan makhluk hidup seperti ini dianggap kurang sesuai yang disebabkan
karena dalam pengelompokan makhluk hidup dengan cara demikian dibuat
berdasarkan keinginan orang yang mengelompokkannya.
kunjungi KLIK SINI
DASAR-DASAR
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
1. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan yang
dimilikinya
Contohnya ayam dan elang. Kedua hewan ini memiliki persamaan yaitu
sama-sama memiliki bulu (feather), sama-sama memiliki sayap, dan sama-sama
memiliki paruh. Dari persamaan tersebut akhirnya kedua jenis makhluk hidup
diatas digolongkan kedalam jenis keluarga Aves (burung / unggas). Meski
sebenarnya meski sama- sama memiliki sayap, keduanya memiliki fungsi yang
berbeda.
2. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan perbedaan yang
dimilikinya
Kembali pada ayam dan elang diatas. Meski sama-sama memiliki paruh, sayap
dan bulu, tapi kedua jenis aves diatas memiliki perbedaan yang sangat telak,
yaitu pada pola makan dan cara hidup. Ayam lebih condong memakan biji-bijian
(herbivora) sedangkan Elang tergolong binatang pemakan daging (karnivora).
3. Klaisfikasi Makhluk hidup berdasarkan ciri marfologi dan ciri
anatomi
Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri marfologi dan anatomi maksudnya
adalah mengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan yang
dilihat berdasarkan bentuknya dan susunan tubuhnya. Contohnya adalah pepohonan.
Secara marfologi beberapa tumbuhan pasti memiliki kesamaan baik dalam hal
bentuk batang, daun, bunga dan lain-lain. Tapi apabila diamati susunan
penampangnya pasti akan muncul perbedaan seperti ada tidaknya kambium, berkas
pengangkut, dll.
4. Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri Biokimia
Klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri biokimia contohnya adalah dapat
dilihat dari jenis-jenis enzim, jenis-jenis protein dan jenis-jenis DNA yang
menjadi penyusun tubuh makhluk hidup tersebut. Dari ciri Biokimia dapat
ditentukan hubungan kekerabatan antara makhluk hidup yang satu dengan yang
lain.
5. Klaisfikasi makhluk hidup berdasarkan manfaat
Setiap makhluk hidup pasti memiliki manfaat bagi manusia. Dengan
mengelompokan makhluk hidup berdasarkan manfaatnya, kita bisa menentukan
langkah-langkah yang tepat dalam memanfaatkan kelebihan tersebut secara lebih
optimal. Contohnya ayam. Ada ayam yang bermanfaat untuk diambil dagingnya, ada
pula ayam yang lebih bermanfaat jika diambil telurnya. Dengan mengetahui
kelebihan dan kekurangannya kita bisa memanfaatkannya demi kesejahteraan umat
manusia secara optimal dan efektif.
kunjungi KLIK SINI
TUJUAN
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
1. Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan
ciri-ciri yang dimiliki
2. Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk
membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain
3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya
atau belum memiliki nama.
Selain memiliki
tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain :
1. Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk
hidup yang sangat beraneka ragam
2. Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan
kekerabatan antarjenis makhluk hidup
3. Klasifikasi memudahkan komunikasi
PROSES ATAU TAHAPAN KLASIFIKASI
Para
biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae
(sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi
ilmiah. Klasifikasi dilakukan berdasarkan kesamaan morfologi, anatomi,
fisiologi, dan cara perkembangbiakannya. Dengan klasifikasi akan terbentuk
kelompok-kelompok makhluk hidup yang disebut takson. Setelah diklasifikasikan,
suatu makhluk hidup diberi nama berdasarkan kelompok yang dimilikinya. Sistem
tata nama yang dipakai saat ini adalah sistem tata nama biner yang disebut
binomial nomenclature yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus yang dijuluki
Bapak Taksonomi.
Ada tiga tahap
yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup.
1.Pencandraan (identifikasi), Pencandraan adalah proses
mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan
diklasifikasi.
2.Pengelompokan, setelah dilakukan pencandraan, makhluk
hidup kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri
serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit
yang disebut takson.
3.Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok
ini diberi nama untuk memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok
makhluk hidup.
TINGKATAN TAKSON
Dalam sistem
klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar kemudian
kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok
kecil ini kemudian dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil lagi sehingga
pada akhirnya terbentuk kelompok- kelompok kecil yang beranggotakan hanya satu
jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan ini disebut takson.
Taksa (takson) telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International
Code of Botanical Nomenclature dan International Committee on Zoological
Nomenclature. Urutan takson antara lain :
Kingdom
Divisio
Clasis
Order
Familia
Genus
Species
Tingkatan Dalam Bahasa Indonesia
Dunia/Kerajaan
Divisio/Filum
Kelas
Ordo
Suku
Marga
Jenis
Keterangan :
1. KINGDOM. Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi
makhluk hidup. Kebanyakan ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup di dunia
ni dikelompokkan menjadi 5 kingdom (diusulkan oleh Robert Whittaker tahun
1969). Kelima kingdom tersebut antara lain : Monera, Proista, Fungi, Plantae,
dan Animalia
2. FILUM/DIVISIO (KELUARGA BESAR). Nama filum digunakan
pada dunia hewan, dan nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau
division terdiri atas organism-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan
ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division
umumnya memiliki akhiran khas, antara lain phyta dan mycota.
3. KELAS (CLASSIS). Kelompok takson yang satu
tingkat lebih rendah dari filum atau divisio
4. ORDO (BANGSA). Setiap kelas terdiri dari beberapa
ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo umumnya diberi akhiran ales.
5. FAMILI. Family merupakan tingkatan takson di bawah
ordo. Nama family tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan
biasanya diberi nama idea.
6. GENUS (MARGA). Genus adalah takson yang lebih rendah
dariada family. Nama genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan
huruf capital, dan seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring
atau dibedakan dari huruf lainnya.
7. SPECIES (JENIS). Species adalah suatu kelompok
organism yang dapat melakukan perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan
keturunan yang fertile (subur).
TATA NAMA DAN
ATURAN BINOMIAL NOMENKLATUR
Banyak makhluk hidup mempunyai nama
local. Nama ini bisa berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Untuk
memudahkan komunikasi, makhluk hidup harus diberikan nama yang unik dan dikenal
di seluruh dunia. Berdasarkan kesepakatan internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode
binominal nomenclature (tata nama ganda), merupakan metode yang sangat penting dalam pemberian nama dan
klasifikasi makhluk hidup. Disebut tata nama ganda karena pemberian nama jenis
makhluk hidup selalu menggunakan dua kata (nama genus dan species)
Aturan pemberian nama adalah sebagai
berikut :
Aturan pemberian nama adalah sebagai berikut :
- Nama species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum)
- Huruf pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama penunjuk jenis digunakan huruf kecil
- Nama species menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan
- Nama species harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis bawah, atau lainnya)
- Jika nama species tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
- Jika nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama species, melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah species
- Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya jagung (Zea Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.
Ada
bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini berkembang
mulai dari yang sederhana hingga berdasar sistem yang lebih modern.
1.
Sistem artifisial / buatan
Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang ditetapkan oleh peneliti sendiri,
misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup. Penganut sistem ini di
antaranya Aristoteles dan Theophratus (370 SM).
2.
Sistem natural / alami
Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri struktur tubuh eksternal (morfologi)
dan struktur tubuh internal (anatomi) secara alamiah.
Penganut sistem ini, di antaranya, Carolus Linnaeus (abad ke-18). Linnaeus berpendapat bahwa
setiap tipe makhluk hidup mempunyai bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, jika
sejumlah makhluk hidup memiliki sejumlah ciri yang sama, berarti makhluk hidup
tersebut sama spesiesnya. Dengan cara ini, Linnaeus dapat mengenal 10.000 jenis
tanaman dan 4.000 jenis hewan.
3.
Sistem modern (filogenetik)
Sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pada hubungan
kekerabatan secara evolusioner. Beberapa parameter yang digunakan
dalam klasifikasi ini adalah sebagai berikut:
- Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal
- Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan Limulus polyphemus, dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke dalam golongan laba-laba.
- Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.
Sistem Klasifikasi Domain
Belakangan, sistem Kingdom sempat dianggap basi, sehingga dibentuk
sistem baru yang menambah urutan dan memiliki lebih sedikit jenis, yaitu
Domain.
Ada tiga jenis Domain, yaitu:
Ada tiga jenis Domain, yaitu:
1. Archaea
(dari Archaebacteria)
2. Bacteria
(dari Eubacteria)
3. Eukarya
(termasuk fungi, hewan, tumbuhan, dan protista)
Sistem Klasifikasi Enam Kingdom (Menurut Woese tahun 1977)
Semula para ahli hanya mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2
kerajaan, yaitu kerajaan tumbuhan dan kerajaan hewan. Dasar para ahli
mengelompokkan makhluk hidup menjadi 2 kerajaan :
1. Kenyataan
bahwa sel kelompok tumbuhan memiliki dinding sel yang tersusun dari selulosa.
2. Tumbuhan
memiliki klorofil sehingga
dapat membuat makanannya sendiri melalui proses fotosintesis dan tidak dapat berpindah tempat dan
hewan tidak memiliki dinding sel sementara hewan tidak dapat membuat makanannya
sendiri, dan umumnya dapat berpindah tempat.
Namun ada tumbuhan yang tidak dapat membuat makanannya sendiri,
yaitu jamur (fungi).
Berarti, tumbuhan berbeda dengan jamur maka para ahli taksonomi kemudian
mengelompokkan makhluk hidup menjadi tiga kelompok, yaitu Plantae (tumbuhan), Fungi (jamur), dan Animalia (hewan).
Setelah para ahli mengetahui struktur sel (susunan sel) secara
pasti, makhluk hidup dikelompokkan menjadi empat kerajaan, yaitu Prokariot, Fungi, Plantae, dan Animalia, Pengelompokan ini berdasarkan ada
tidaknya membran inti sel. Sel yang memiliki membran
inti disebut sel
eukariotik, sel yang tidak memiliki membran inti disebut sel
prokariotik.
Pada tahun 1969 Robert H. Whittaker mengelompokkan makhluk hidup
menjadi lima kingdom, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Pengelompokan ini berdasarkan
pada susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya, dan tingkatan makhluk
hidup.
Namun sistem ini kemudian diubah dengan dipecahnya kingdom monera
menjadi kingdom Eubacteria dan Archaebacteria.
Penjelasan Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Enam Kingdom:
Kingdom Eubacteria
Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup sel
tunggal (uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan
dalam kerajaan Eubacteria memiliki sel prokariotik (sel sederhana yang tidak
mempunyai kapsul sebagai
lapisan terluarnya dan dinding sel didalamnya). Eubacteria juga dikenal dengan
istilah bakteria.
Kingdom Archaebacteria
Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan
peneliti lain dari university of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang
memiliki ciri unik dan berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok
tersebut dinamakan Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup
eukariot dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokraiot. Hal itu
menyebabkan terciptanya sistem klasifikasi 6 kingdom pemisah kingdom
Archaebacteria dari anggota kingdom Monera lain yang kemudaian disebut
Eubacteria. Namun hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi
standar adalah sistem Lima Kingdom yang ditemukan oleh Whittaker.
Makhluk hidup di Kingdom Archaebacteria tidak jauh berbeda dengan
yang ada di Kingdom Eubacteria karena mereka dulunya satu Kingdom. Namun
Archaebacteria umumnya tahan di lingkungan yang lebih ekstrem.
Kingdom Protista
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista memiliki sel
eukariotik. Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel
tetapi tidak berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan
tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), Protista menyerupai jamur, dan
Protista menyerupai hewan (Protozoa, Protos:
pertama, zoa:
hewan). Protozoa mempunyai klasifikasi berdasarkan sistem alat geraknya, yaitu Flagellata/Mastigophora (bulu cambuk, contoh Euglena, Volvox, Noctiluca, Trypanosoma,
dan Trichomonas), Cilliata/Infusiora (rambut getar, contoh Paramaecium), Rhizopoda/Sarcodina (kaki semu, contoh Amoeba), dan Sporozoa (tidak
mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium).
Kingdom Fungi (Jamur)
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya
sendiri. Cara makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya
bersifat parasit dan saprofit.
Kelompok
ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan
jamur air (Oomycota). Beberapa kelompok kelas antara
lain:
a. kelas Myxomycetes (jamur lendes) contoh nya Physarum policephalius.
b. kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur
tempe (Rhizopus
oryzae, mucor mue)
Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji
tertutup (Angiospermae).
Kingdom Animalia (Hewan)
Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel
yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat
makanannya sendiri sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari
semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang (invertebrata/avertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).
Sistem Klasifikasi 6 Kingdom
Pada tahun 2004, seorang ilmuwan, Thomas
Cavalier-Smith mengklasifikasikan
makhluk hidup menjadi k Kingdom juga, namun dengan memisahkan Eukaryota dari
Protista yang bersifat autotrof menjadi Kingdom baru, yaitu Chromista.
6 Kingdom menurut Klasifikasi Cavalier-Smith, yaitu:
1.
Bacteria
2.
Protozoa
3.
Chromista
4.
Fungi
5.
Plantae
6.
Animalia
Walaupun sekarang Indonesia sedang berusaha mengadaptasikan
klasifikasi Domain, namun klasifikasi menurut ketentuan terakhir (yang terbaru)
adalah klasifikasi Cavalier-Smith ini.
Sejarah Klasifikasi
Linnaeus,
1735 (2 Kingdom)
|
Haeckel,
1866 (3 Kingdom)
|
Chatton,
1925 (2 Empire)
|
Copeland,
1938 (4 Kingdom)
|
Whittaker,
1969 (5 Kingdom)
|
Woese
et al, 1977 (6 Kingdom)
|
Woese
et al, 1990 (3 Domain)
|
Cavalier-Smith,
2004 (6 Kingdom)
|
(Belum
ada klasifikasi mikroba)
|
Prokaryota
|
Monera
|
Monera
|
Eubacteria
|
Bacteria
|
Bacteria
(Gabungan Archaebacteria dan Eubacteria)
|
|
Protista
|
Prokaryota
(idem/klasifikasi yg sama dgn yang di atas)
|
Monera
(idem)
|
Monera
(idem)
|
Archaebacteria
|
Archaea
|
Bacteria
(idem)
|
|
--
Eukaryota mulai dari sini --
|
Protoctista
|
Protista
|
Protista
|
--
Eukarya mulai dari sini --
|
Protozoa
|
||
Protista
(idem)
|
Protista
(idem)
|
Chromista
|
|||||
Vegetabilia
|
Plantae
|
Eukaryota
|
Fungi
|
Fungi
|
Eukarya
|
Fungi
|
|
Vegetabilia
(idem)
|
Plantae
(idem)
|
Plantae
|
Plantae
|
Plantae
|
Plantae
|
||
Animalia
|
Animalia
|
Animalia
|
Animalia
|
Animalia
|
Animalia
|
SEJARAH KLASIFIKASI
Klasifikasi organisme dimulai dari kebutuhan manusia akan tempat tinggal, makanan dan obat-obatan. Taksonomi tumbuhan dibedakan atas 6 periode yaitu:
1. Periode preliterature
Pada periode ini manusia sangat primitive, mereka memperoleh makanan dari berburu dan bercocok tanam. Mereka mengetahui tanaman dari fungsinya untuk dimakan dan obat-obatan. Mereka secara otomatis telah mengklasifikasikannya, mereka mendiskripsikan dan mengklasifikasikannya dari guna dan berbahaya atau tidaknya suatu tanaman dan menempatkannya pada kategori sehingga mudah digunakan sebagai referensi.
3.
Literature kuno
Pada
periode ini, mereka telah mencapai kesimpulan berdasarkan alasan daripada
analisis dari observasi. Mereka telah menuliskan perbedaan antara bagian luar
dan bagian dalam organ. Mereka diklasifikasikan dalam pohon, semak, selain
semak. Mereka juga terbagi dalam berbunga tiap tahun, terjadi sekali dua tahun,
dan morfologi bunga. Dekripsi berdasarkan tanaman obat dipergunakan lebih dari
1500 tahun.
4.
Pertengahan
Pada abad ini hanya ada sedikit pembagian taksonomi kecuali Albertus Magnus yang memperkenalkan Monokotil dan dikotil, berpembuluh dan tidak berpembuluh.
Pada abad ini hanya ada sedikit pembagian taksonomi kecuali Albertus Magnus yang memperkenalkan Monokotil dan dikotil, berpembuluh dan tidak berpembuluh.
4.
Pembangunan kembali
Pada
periode ini telah terdapat perkembangan mengikuti : 1. Telah dilakukan
percetakan, 2. Setiap orang telah percaya pada karya asli seseorang, 3. Ilmu
navigasi memungkinkan untuk mengoleksi semua tanaman di dunia. Pada periode ini
merupkan periode pembelajaran dan melakukan eksplorasi, didapatkan banyak
tanaman dan kegunaannya.
Usaha identifikasi berdasarkan masa kuno dengan memperhatikan struktur dan perbedaan pembungaan. Pada akhirnya dikelompokan berdasarkan genus dan family oleh Carls Linnaeus. Dimulailah pembagian taksonomi oleh Adanson. Pemikiran tentang evolusi berhasil diungkapkan oleh Lamark yang menggunakan struktur dalam selain struktur luar dalam klasifikasi olej Candolle.
Usaha identifikasi berdasarkan masa kuno dengan memperhatikan struktur dan perbedaan pembungaan. Pada akhirnya dikelompokan berdasarkan genus dan family oleh Carls Linnaeus. Dimulailah pembagian taksonomi oleh Adanson. Pemikiran tentang evolusi berhasil diungkapkan oleh Lamark yang menggunakan struktur dalam selain struktur luar dalam klasifikasi olej Candolle.
5.
Teori Evolusi
Pencetus
teori ini adalah Charles Darwin. Ia memperkirakan bahwa Bumi telah berusia 6000
tahun dan mengalami evolusi yang terakumulasi sehingga terjadi perbedaan. Ia
meyakinkan dengan bukti-bukti evolusi yaitu perubahan hidup yang terjadi dan
mengutarakan adanya seleksi alam pada mekanisme yang menyebabkan perbedaan.
Sama halnya dengan Alfred Wallace perkembangan teori evolusi. Berawal dari
itulah dimulai pengumpulan semua data tanaman berdasarkan anatomi, genetika,
physiology, paleobotany, chemistry dan palynology.
6.
Kebangkitan taksonomi
Melihat
dari pembagian taksonomi yang terdahulu, kita dapat memperhatikan jika
peraturan pembagian klasifikasi murni penemuan dan wewenang manusia. Taksonomi
dimulai dengan adanya perkembangan mikroskop dan teknik modern. Penemuan
mikroskop mempermudah untuk mengetahui struktur dalam secara nyata. Rangkaian DNA
dan ilmu yang mempelajari tentang organisasi genome dalam tanaman terdeteksi
yang digunakan dalam pembagian taksa. Dari sinilah terjadi pembaharuan
taksonomi.
PERKEMBANGAN
KLASIFIKASI
1. Sistem Klasifikasi Pra-Linnaeus
Sistem
klasifikasi ini dilakukan dengan melihat kesamaan bentuk luar dari tubuh
makhluk hidup (morfologi). Makhluk hidup pada masa ini dibedakan menjadi dua
kelompok seperti konsep Aristoteles yang mengklasifikasikan makhluk hidup
menjadi 2 yaitu tumbuhan dan hewan. Hewan-hewan yang memiliki bentuk tubuh yang
sama dikelompokkan menjadi satu kelompok tersendiri. Selain itu hewan juga
dikelompokkan berdasarkan kegunaannya masing-masing. Pengelompokan hewan
didasarkan pada ciri-ciri lalu ditentukan macamnya dan diberikan nama sesuai
dengan isyarat yang dimiliki. Proses-proses ini dilakukan tanpa kesadaran dan
berlangsung dalam waktu yang sangat cepat. Pada masa pra-Linnaeus juga belum
ada publikasi tentang klasifikasi hewan.
2. Sistem Klasifikasi 2 Kingdom
§
Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
§
Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
Sistem
ini dikembangkan oleh ilmuwan Swedia C. Linnaeus tahun 1735. Kelemahannya
adalah penggolongan ini masih terlalu umum dan kurang spesifik sehingga
terdapat beberapa makhluk hidup lainnya yang tidak dapat digolongkan dalam
kedua kingdom ini. Kelebihan sistem ini pada saat itu adalah mampu
menggolongkan dua kelompok besar mahkluk hidup di bumi berdasarkan karakter
fisiknya yaitu tumbuhan dan hewan dan juga kedua kingdom ini merupakan kunci
atau pengarah utama menuju model-model kingdom lainnya.
3. Sistem Klasifikasi 3 Kingdom
§
Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
§
Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
§
Kingdom Protista (Organisme bersel satu dan organisme multiseluler
sederhana)
Ketika
makhluk hidup bersel satu ditemukan, temuan baru ini dipecah ke dalam dua
kerajaan: yang dapat bergerak ke dalam filum Protozoa, sementara alga dan
bakteri ke dalam divisi Thallophyta atau Protophyta. Namun ada beberapa makhluk
yang dimasukkan ke dalam filum dan divisi, seperti alga yang dapat bergerak,
Euglena, dan jamur lendir yang mirip amuba. Karena dasar inilah, Ernst Haeckel
pada tahun 1866 menyarankan adanya kerajaan ketiga, yaitu Protista untuk
menampung makhluk hidup yang tidak memiliki ciri klasifikasi yang jelas.
Kerajaan ketiga in baru populer belakangan ini (kadang dengan sebutan
Protoctista). Protista adalah organisme yang memiliki sifat-sifat tumbuhan dan
hewan sekaligus.
Kelemahan
sistem ini yaitu bakteri tidak dapat digolongkan ke dalam kingdom protista,
karena bakteri adalah organisme mikroskopis yang tidak memiliki inti sel.
Sehingga pengelompokan kingdom ini kurang sempurna. Kelebihan sistem ini
adalah organisme mikroskopis bersel satu atau multiseluler sederhana
dikelompokan kedalam kingdom tersendiri dan berbeda dari animalia atau plantae,
penyebabnya karena secara fisiologis, morfologisnya, dan anatomi, kingdom
protista memiliki perbedaan dari kedua kingdom lainnya.
4. Sistem Klasifikasi 4 Kingdom
§
Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
§
Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
§
Kingdom Protista
§
Kingdom Monera·Kingdom Fungi (Dunia Jamur)
Ada dua tokoh yang
mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi sistem 4 kingdom yaitu Copeland dan
Whittaker. Hanya saja dasar yang digunakan oleh keduanya berbedasehingga
dihasilkan klasifikasi makhluk hidup yang berbeda pula. Copeland membagi
menjadi empat Kingdom yaitu Monera, Protoctista, Metaphyta dan Metazoa.Monera
adalah organisme yang belum memiliki membran inti dan membran organel sel atau
bersifat prokariotik.
Berbeda dengan Protista/Protoctista
yang bersifat Eukariotik. Metaphyta adalah tumbuhan yang mengalami masa
perkembangan embrio, begitu juga Metazoa adalah kelompok hewan yang mengalami
masa perkembangan embrio dalam siklus hidupnya. Sedangkan Whittakers membagi
hewan menjadi beberapa kingdom: Animalia, Plantae, Fungi dan
Protista.
Fungi
dijadikan kingdom tersendiri karena fungi memiliki perbedaan dari tumbuhan.
Fungi bukan organisme autotrof layaknya tumbuhan melainkan organisme yang
heterotrof yaitu tidak dapat mensintesis makanannya sendiri. Jamur tidak
mencernakan makanan seperti yang binatang lakukan, atau pun membuat makanan
mereka sendiri seperti yang tumbuhan lakukan melainkan mereka mengeluarkan
enzim pencernaan di sekitar makanan mereka dan kemudian menyerapnya
(absorbsi)ke dalam sel.
5. Sistem Klasifikasi 5 Kingdom
Sistem
ini dikembangkan oleh ahli Biologi Amerika Robert H. Whittaker tahun 1969
dengan mencirikan masing-masing kingdom sebagai berikut :
§
Monera : Prokariot, Autotrof dan Heterotrof, Uniseluler dan
Multiseluler
§
Protista : Eukariot, Autotrof dan Heterotrof, Uniseluler dan
Multiseluler
§
Fungi : Eukariot, Heterotrof, Uniseluler dan Multiseluler
§
Plantae : Eukariot, Autotrof, Multiseluler
§
Animalia : Eukariot, Heterotrof, Multiseluler
Kelebihan
sistem ini adalah jamur digolongkan kedalam kingdom tersendiri karena Jamur
tidak mencernakan makanan seperti yang hewan lakukan, atau pun membuat makanan
mereka sendiri seperti yang tumbuhan lakukan melainkan mereka mengeluarkan
enzim pencernaan di sekitar makanan mereka dan kemudian menyerapnya ke dalam
sel. Begitu juga perbedaannya dengan monera jelas terlihat bahwa kingdom fungi
merupakan jenis organisme eukariot bukan prokariot. Dengan kata lain kingdom
ini melengkapi sistem klasifikasi kingdom sebelumny. Namun masih terdapat
kelemahan dalam klasifikasi ini, yaitu belum mampu mendefinisikan kingdom
monera secara tepat sehingga didalam kelompok kingdom monera sendiri masih
memiliki perbedaan yang cukup signifikan baik dalam hal RNA polymerase, RNA
sequences, Introns, membran lipid dan lainnya.
6. Sistem Klasifikasi 6 Kingdom
§
Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
§
Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
§
Kingdom Protista
§
Kingdom Mycota (Dunia Jamur)
§
Kingdom Eubacteria
§
Kingdom Archaebacteria
Sistem ini dikembangkan oleh ahli
Biologi Amerika Carl Woese 1977. Pengklasifikasian ini berawal dari
ditemukannya golongan monera archaebacteria di samudera dalam yang memiliki
perbedaan dengan kingdom monera lainnya (eubacteria). Analisis archaebacteria
menunjukkan bahwa kelompok ini lebih menyerupai eukariota dibanding
saudaranya (prokariotik). Hal ini adalah salah satu alasan menagapa kingdom
monera menjadi kingdom archaebacteria dan eubacteria. Namun bagi beberapa pakar ilmuwan
sering menjadi pro dan kontra, karena kingdom monera merupakan kingdom yang
sudah mencakup bakteri archae dan eubacteria sehingga menurut mereka tidak
perlu di bagi lagi. Kelebihannya adalah mampu menjelaskan kingdom monera secara
spesifik, sehingga memberikan informasi yang cukup signifikan bagi kingdom
monera.
7. Sistem Klasifikasi 7 Kingdom
§
Kingdom Animalia (Dunia Hewan)
§
Kingdom Plantae (Dunia Tumbuhan)
§
Kingdom Protista (Protozoa)
§
Kingdom Chromista
§
Kingdom Eumycota
§
Kingdom Eubacteria
§
Kingdom Archaebacteria
Sistem
ini diperkenalkan oleh ahli Cavalier-Smith tahun 1998. sistem ini
dikembangkan dari sistem kingdom sebelumnya dan secara garis besar digolongkan
dalam dua kelas utama prokariot dan eukariot (2 Empires, Chatton 1937) dari
kedua golongan besar ini dibagi lagi, eukariot mencakup Animalia, Plantae,
Protozoa (protista), Eumycota dan Chromista. Sedangkan golongan prokariot
mencakup Eubacteria dan Archaebacteria.
Disini
terdapat kingdom baru yaitu Chromista yang anggotanya merupakan bagian dari
kingdom fungi dan protista yaitu Oomycota, Hyphochytriomycota, Bacillariophyta,
Xanthophyta, Silicoflagellates, Chrysophyta, dan Phaeophyta. Golongan ini
berbeda dari kingdom asalnya karena mereka meiliki klorofil a dan c, tidak
menyimpan makanan sebagai kanji melainkan sebagai minyak dan umumnya
menghasilkan sel dengan dua flagella yang berlainan. Karena sebagian kingdom
mycota sudah digolongkan ke dalam kingdom chromista maka kingdom ini berubah
menjadi kingdom eumycota. Kingdom protista lebih akrab dikenal sebagai kingdom
protozoa.Klasifikasi system ini lebih sempurna dari kingdom sebelumnya.
Langganan:
Postingan (Atom)